“ Efesus 5:8 {Dahulu kamu adalah gelap kini kamu adalah anak terang )”
Masuknya Injil ditanah Papua tentu harus kita jujur mengakui mengandung berbagai interpretasi, ada yang katakan masuknya Injil seakan satu tonggak sejarah peradaban orang Papua yang dulu hidup dalam kegelapan dengan masuk keterang kebenaran menjadi Kristen percaya pada Tuhan Yesus maka moralitas hidup makin baik.
Terang Injil juga perbahurui kehidupan ratusan suku di Tanah Papua berbanding terbalik tinggalkan pola hidup lama seperti hidup tidak kenal Tuhan yang terkenal kental dengan animisme, dinamisme bisa pencaya Tuhan Yesus .
Adanya 5 Februari juga momentum peradaban orang Papua dari peradaban awal beralih ke peradaban modern saat ini meski penyesuaian perlu cukup waktu .
5 Februari juga mumentum sejarah Pemerintahan Gereja Kristen di Tanah Papua yang di motori Zending gereja kristen Injili (GKI di tanah Papua sebagai awal ketika New guinea saat itu oleh Belanda membagi Papua jadi dua bagian selatan dan utara dimana bagian utara dikuasi Zending atau Gereja Kristen Injili di Tanah Papua sedangkan bagian selatan oleh Roma Katolik .
Meski kemudian seiring waktu kordinat itu dicabut oleh Pemeritah kerajaan Belanda maka kedua gereja terbesar di Papua saat itu bisa bergerak untuk lebarkan sayap mencari pengikut membuka jemaat di seluruh Tanah Papua .
Meski demikian yang menjadi pertanyaan setelah 168 tahun Injil diwartakan apakah benar terjadi perubahan moral ditanah Papua?? Gereja terlihat masih gelisah, sebab kta jujur akui dimana -mana ditanah papua wilayah gereja yang suci dan sakral kini dirasuki oleh kekuatan kuasa dunia, yang secara khas mata kita lihat gereja kini berlomba membangun fisik (infrastruktur) sedangkan esensi injil yang dikirim Tuhan ke dunia untuk membebaskan Manusia tidak diurus di Papua dengan baik.
Artinya kita harus jujur dibalik gemerlapnya perayaan 5 Februari Gereja SESUNGGUHNYA MERATAPI NASIB RAKYAT PAPUA .
Seperti “Meratapi jutaan pusara tanpa nama berserakan di Tanah ini meski orang selalu katakan papua dibaptis oleh Misionaris Ottow dan Geisler 168 tahun itu .
Meratapi banyak anak- anak gereja yang merantau mencari keadilan hingga dikejar- kejar mengembara di Rimba Raya juga para pengungsi di belantara yang oleh dewan Gereja- gereja papua per 26 November 2022 mencapai Enam uluh Ribu (60 000 orang), meratapi jemaatnya yang tersebar diberbagai pulau pulau yang jauh yang tidak tersentuh air bersih, listrik, pendidikan, kebutuhan sandang dan pangan, meratapi ratusan anak papua yang putus sekolah jadi gelandangan pecandu sex dan narkoba, meratapi anak -anak gereja yang mendekam di balik trali besi negara sebagai Tahanan Politik karena memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi Hak Asasi Manusia, meratapi banyak anak gereja Kristen yang mencari suaka politik dan keadilan di negri lain karena terasa tidak aman dan terancam oleh Rezim Penguasa, dan masih meratapi berbagai persoalan hidup manusia yang terancam punah.
Esensi Injil adalah suara kenabian yang punya otoritas yang tak bisa di ganggu gugat.
Suara kenabian pernah disuarakan oleh Yohanes pembaptis juga Tuhan Yesus sendiri” Aku datang untuk membebaskan orang dari tawanan .”aku di utus untuk menyampaikan kabar duka cita menjadi suka cita bagi mereka yang lapar dan haus akan keadilan. Situasi ini tidak terlihat di HUT 168 tahun Injil masuk karena masih serimonial dengan menelan biaya miliaran rupiah sehausnya kita bisa merefleksikan diri kita dengan sesama kita dimana anak domba kepunyaan Tuhan yang lainya ? apakah sudah saatnya gereja harus berpikir untuk bebaskan mereka? atau gereja ikut hanyut dalam arus dan irama lalu diam dan membisu ?
Tuhan Yesus sendiri untuk mempertahan Injil Tuhan Allah harus menyerahkan dirinya ditangkap,dihina,disiksa,disalibkan,mati dan dikuburkan yang kemudian bangkit dengan dengan kemenangan kristus
Gereja sudah saatnya dimomen 5 Februari harus bisa mengikuti jejak Yesus demi pembebasan seluruh umat di Tanah Papua karena Gereja datang ke Papua untuk emanusiakan manusia bukan mencari harta kekayaan duniawi.
Agus Nauw
(wartawan dan aktivis Gereja Katolik}